Kegiatan di alam bebas semakin berkembang. Mendaki gunung sudah sangat dikenal, meniti tebing terjal, bahkan menginjak puncak gunung es atau salju kini bukan lagi merupakan suatu impian. Ada satu kegiatan lain di alam bebas yang mulai berkembang, yaitu Telusur Gua. Jika bentuk kegiatan di alam bebas kebanyakan dilakukan di alam terbuka, tidak demikian halnya dengan telusur gua ; kegiatan ini justru dilakukan di dalam tanah. Aktivitas Caving diterjemahkan sebagai ‘aktivitas penelusuran gua’. Setiap aktivitas penelusuran gua, tidak lepas dari keadaan gelap total. Justru keadaan seperti ini yang menjadi daya tarik bagi seorang caver, sebutan untuk seorang penelusur gua.
Petualangan di lorong gelap bawah tanah menghasilkan pengalaman tersendiri.Perasaan ingin tahu yang besar bercampur dengan perasaan cemas karena gelap total. Ada apa dalam kegelapan itu ? membahayakankah ? adakah kehidupan di sana ? Pertanyaan lebih jauh bagaimana lorong-lorong itu terbentuk ? Pertanyaan yang kemudian timbul, kemudian berkembang menjadi pengetahuan tentang gua dan aspeknya, termasuk misteri yang dikandungnya. Maka para penelusur gua rela mempertaruhkan "nyawa" demi menyusuri lorong goa berkilo-kilometer jauhnya. Lubang sekecil apapun tak luput dari perhatiannya, jika perlu akan ditelusuri sampai tempat yang paling dalam sekalipun.
Petualangan di lorong gelap bawah tanah menghasilkan pengalaman tersendiri.Perasaan ingin tahu yang besar bercampur dengan perasaan cemas karena gelap total. Ada apa dalam kegelapan itu ? membahayakankah ? adakah kehidupan di sana ? Pertanyaan lebih jauh bagaimana lorong-lorong itu terbentuk ? Pertanyaan yang kemudian timbul, kemudian berkembang menjadi pengetahuan tentang gua dan aspeknya, termasuk misteri yang dikandungnya. Maka para penelusur gua rela mempertaruhkan "nyawa" demi menyusuri lorong goa berkilo-kilometer jauhnya. Lubang sekecil apapun tak luput dari perhatiannya, jika perlu akan ditelusuri sampai tempat yang paling dalam sekalipun.
“ Adalah suatu kepuasan bagi seorang penelusur gua bila lampu yang dibawanya merupakan sinar pertama yang mengungkapkan sebuah pemandangan yang menakjubkan di bawah tanah”.
Macam dan Fungsi Gua
Pengertian gua adalah "suatu lorong bentukan alamiah di bawah tanah yang bisa dilalui oleh manusia, sementara yang hanya bisa dilalui hewan saja disebut gua mikro". Dalam hal ini yang dimaksud adalah gua alam, namun ada juga gua buatan manusia seperti tempat perlindungan perang dan lain-lain.
Gua alam dibagi dalam beberapa jenis berdasarkan letak dan batuan pembentuknya, yaitu :
• Gua lava
• Gua litoral
• Gua batu gamping (karst)
• Gua pasir, gua batu halit, gua es dsb. : adalah bentukan gua yang sangat jarang dijumpai di dunia, hanya meliputi 5% dari seluruh jumlah gua di dunia.
Fungsi gua :
• Tempat berlindung (primitif) manusia dan hewan
• Tempat penambangan mineral (kalsit/gamping, guano) - tempat perburuan (walet, sriti, kelelawar)
• Obyek wisata alam bebas dan minat khusus
• Obyek sosial budaya (legenda, mistik)
Etika Penelusuran Gua
• Jangan MENGAMBIL sesuatu, kecuali mengambil GAMBAR o
• Jangan MENINGGALKAN sesuatu, kecuali meninggalkan JEJAK o
• Jangan MEMBUNUH sesuatu, kecuali membunuh WAKTU
• Jangan sok pamer, bertindaklah yang WAJAR
• Tunjukkan RESPEK Kepada Sesama Penelusur Gua
TEKNIK DALAM PENELUSURAN GUA
Pada dasarnya setiap penelusur gua, harus memulai perjalanannya dalam kondisi tubuh fit. Malah dalam sebuah buku teks disebutkan, apabila badan terasa kurang fit, sebaiknya perjalanan eksplorasi gua dibatalkan (etika penelusuran gua). Hal ini disebabkan karena udara di dalam gua sangat buruk, penuh deposit kotoran burung dan kelelawar, ditambah kelembaban yang sangat tinggi. Mudah sekali dalam kondisi demikian seorang penelusur gua terserang penyakit paru-paru, beberapa pioneer penelusur gua menghentikan kegiatan eksplorasinya karena terserang penyakit ini.
Penelusur Gua ideal adalah yang memiliki badan relatif kecil meskipun belum tentu menjadi jaminan akan menjadi penelusur handal. Dalam penelusuran horisontal, kita lakukan gerak memanjat turun, jalan membungkuk, merangkak, merayap, tengkurap, dan kadang terlentang, menyelam serta berenang. Dengkul dan ujung siku merupakan sisi penting buat seorang penelusur atau caver.
Peralatan pribadi untuk caving goa: 1. Helm 2. Caving sling 3. Cover all 4. Caving pack sack dan kompas selain itu ada lagi peralatan yang harus
dimiliki dalam tim penelusuran gua yang jumlahnya seabrek-abrek.
Susur gua (caving) dan arung jeram (rafting) merupakan dua jenis kegiatan alam bebas yang biasa dilakukan secara terpisah dan dilakukan di tempat yang berbeda. Caving di gua dan rafting di sungai. Namun, di daerah Gunungkidul terdapat satu kawasan yang bisa digunakan untuk melakukan kegiatan yang penuh tantangan ini secara berbarengan. Daerah tersebut dikenal dengan nama Kawasan Karst Kalisuci.
Dalam bahasa Jawa, kata ‘kali’ berarti sungai. Sesuai dengan namanya, Kalisuci, maka obyek wisata ini merupakan sungai yang memiliki lebar bervariasi antara 5 hingga 10 meter, dan airnya masih jernih. Namun, yang menjadi pembeda Kalisuci dibandingkan dengan sungai-sungai lainnya adalah lokasinya yang berada di dalam perut bumi atau di bawah tanah. Sungai ini mengalir melewati gua-gua yang banyak terdapat di Gunungkidul dan bermuara di Laut Selatan.
Fenomena sungai bawah tanah ini wajar mengingat Kawasan Karst Kalisuci merupakan salah satu segmen dari Kawasan Karts Gunungsewu yang membentang hingga tiga kabupaten, yakni Kabupaten Gunungkidul (DIY), Kabupaten Wonogiri (Jawa Tengah), dan Kabupaten Pacitan (Jawa Timur). Kawasan karst di Gunungkidul sendiri mencakup 10 wilayah kecamatan dengan luas 13.000 km2 dengan bercirikan fenomena di permukaan (ekokarst), dan fenomena di bawah permukaan (endokarst). Fenomena permukaan meliputi bentukan positif seperti perbukitan karst yang berbentuk kerucut (conical limestone) dan kubah (doline), sedangkan bentukan negatifnya berupa lembah-lembah (poltje) dan telaga karst. Fenomena bawah permukaan meliputi gua-gua lengkap dengan stalagmit dan stalagtit, serta aliran sungai bawah tanah.
Kawasan Karst Kalisuci (Dk.Jetis,Ds. Pacarejo Kec. Semanu) merupakan salah satu dari tiga pusat wisata petualangan cave tubing yang ada di dunia, setelah Meksiko dan Selandia Baru. Tentu saja ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi dunia pariwisata Indonesia. Dalam kegiatan cave tubing di Kalisuci, ada 5 gua yang akan disusuri dalam satu waktu, yakni Gua Suci, Gua Glatikan, Gua Gelung, Gua Buri Omah, dan Gua Brubug. Sungai yang mengalir di dalam gua-gua tersebut memiliki lebar yang bervariasi antara 5 hingga 10 meter dengan air yang sangat jernih.
Selama pengarungan sungai dan penyusuran gua, wisatawan dapat menyaksikan keindahan ornamen gua serta ekosistem yang ada di dalam gua. Sungai yang berkelok serta kaya akan biota air akan menjadi daya tarik tersendiri. Belum lagi ditambah dengan tanaman perdu dan kelelawar yang bergelantungan di atap gua. Menyaksikan kehidupan di dalam gua ini akan menjadikan perjalanan Anda semakin berkesan. Anda akan memerlukan waktu sekitar 2 jam untuk menelusuri kegelapan sepanjang 500 meter ini, serta menikmati keindahan karya Sang Pencipta.
Hingga saat ini belum ada angkutan umum yang melayani trayek menuju lokasi Kawasan Karst Kalisuci. Oleh karena itu, wisatawan yang ingin bertualang di Kalisuci disarankan untuk membawa kendaraan pribadi, mobil atau motor. Akses jalan menuju Kalisuci terbilang cukup baik. Dari arah Yogyakarta, para pelancong dapat mencapai tempat ini dengan menyusuri jalan raya utama Jogja – Wonosari. Sesampainya di Wonosari, silahkan Anda lanjutkan perjalanan ke Kecamatan Semanu. Jarak antara Wonosari dan Gua Kalisuci kurang lebih 10 kilometer.
Demikian Sekilas tentang olah raga Adventure kali ini dan tentunya,
Kami POKPINK Ceper Klaten dan PALABHUMI Solo serta Komunitas Pecinta Alam akan segera menuju TKP dalam waktu dekat ini!!!
2 komentar:
sumber : http://www.pesonajogja.com/2010/12/cavetubing-di-goa-kalisuci-gunungkidul.html?showComment=1308595274047#c3513215293555043645
sumber :
http://kalisucicavetubing.blogspot.com/search/label/Jalur%20Trip%20Cavetubing
Posting Komentar